Kayu atau Logam? Lebih ramah lingkungan yang mana?

Saya pernah berbincang dengan seorang teman yang juga berprofesi sebagai arsitek. Kami membahas tentang manakah yang lebih ramah lingkungan, antara menggunakan bahan bangunan yang berasal dari logam ataukah bahan bangunan yang terbuat dari kayu.

Kenapa kami membahas masalah seperti ini, pertama karena sekarang banyak sekali bahan untuk bangunan sudah mulai yang menggunakan bahan dari logam (baja ringan, alumunium, baja, dll) yang diaplikasikan pada fungsi bangunan misalkan atap, kusen, daun pintu dan jendela, dll. Karena hal tersebut kemudian menyebabkan bahan bangunan yang terbuat dari kayu semakin tergantikan.

Jika teman saya berpendapat bahwa akan lebih ramah lingkungan jika dalam membangun, kita menggunakan bahan dasar kayu. Alasan yang dia kemukakan bahwa logam, sejak dalam proses penambangannya sudah merusak alam, dengan proses penggaliannya yang sudah merusak lingkungan, lalu dalam pengolahannya juga membutuhkan energi yang cukup besar, lalu industri logam juga menyumbang polusi udara.

Tetapi jika menggunakan kayu dia berpendapat bahwa akan lebih ramah lingkungan, karena dengan menanam pohon maka hutan akan menjadi hijau, dan banyak oksigen yang tersedia. Selain itu kayu adalah bahan yang ramah lingkungan, karena dapat diproduksi ulang jika sudah habis, tetapi logam tidak dapat diproduksi ulang jika sudah habis. Jika dibuang maka kayu dapat menjadi pupuk bagi tanah, sedangkan logam tidak dapat terurai dalam tanah dan akan tetap menjadi sampah.

Pendapat teman saya tersebut memang tidak salah, tetapi bagaimanapun juga saya memiliki pendapat saya sendiri. Saya berpendapat bahwa dengan menanam kayu kita membutuhkan waktu yang sangat lama, karena agar kayu tersebut dapat dipanen dalam kondisi baik, maka waktu yang dibutuhkan kira-kira 20 tahun, maka berapa luas lahan yang kita perlukan untuk melakukan penanaman tersebut.

Sedangkan kebutuhan kita akan bahan bangunan dari hari ke hari semakin besar. Dengan peningkatan jumlah penduduk di Indonesia yang dari hari ke hari semakin besar, maka keperluan tanah untuk perumahan juga akan semakin besar, karena itu saya yakin bahwa tanah untuk perumahan akan lebih menarik daripada untuk ditanami pohon (karena masa tunggunya yang lama).

Untuk logam bahwa memang merusak untuk proses penambangannya, tetapi kerusakan tersebut hanya bersifat lokal dan tidak akan meluas kemana-mana. Sedangkan setelah bahan tambang tersebut telah menjadi bahan jadi, maka bahan tersebut adalah jenis bahan yang abadi, karena jika sudah tidak terpakai lagi maka bahan tersebut dapat diaur ulang kembali, menjadi barang baru lagi, dan begitu terus selanjutnya.

Menurut saya jika menggunakan logam, kita mendapatkan keuntungan yang lain juga, seperti waktu pekerjaannya yang lebih cepat, sehingga lebih hemat biaya. Logam juga tahan terhadap cuaca dan serangan rayap, jadi bangunan kita akan lebih tahan lama, sehingga dalam jangka panjang akan lebih hemat. Yang terakhir, bahwa saat ini harga kayu semakin tidak masuk akal, karena mahal sekali, meskipun Indonesia memiliki hutan yang luas, tetapi harga kayu di sini sangat mahal sekali, berbeda dengan bahan dari logam yang lebih terjangkau.

Tinggalkan Balasan