Akibat Penutupan Tambang Pasir di Lumajang

Mungkin masih belum hilang dari ingatan kita, tentang masalah pembunuhan aktifis peduli lingkungan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada beberapa waktu yang lalu. Karena masalah ini sampai menjadi perbincangan Nasional, dan menarik perhatian banyak pihak.

Tetapi ternyata permasalahan yang timbul, akibat dari peristiwa tersebut, tidak berhenti pada saat para pelakunya dihukum. Karena akibat dari peristiwa pembunuhan tersebut, maka tambang pasir yang menjadi tumpuan bagi banyak proyek pengerjaan di Jawa Timur, langsung terhenti seketika. Akibatnya banyak proyek yang menjadi terhambat pengerjaannya, karena kekurangan pasokan pasir.

Meskipun saat ini sudah ada beberapa spot yang bisa ditambang kembali, tetapi jumlahnya sudah tidak seperti dulu lagi, sehingga jumlah pasir yang bisa ditambangpun menjadi sangat terbatas sekali, belum lagi sekarang ini jumlah pungutan dari banyak pihak juga semakin banyak, sehingga harga pasir hitam Lumajang menjadi sangat mahal. Karena permasalahan tersebut maka mau tidak mau para supir truk pengangkut pasir harus mencari lokasi tambang pasir yang baru, untuk memenuhi permintaan.

Salah satu lokasi tambang pasir, yang menjadi tujuan dari para pencari pasir tersebut, berada di Kecamatan Kasembon, yang masih masuk di dalam wilayah Kabupaten Malang. Di daerah ini memang sebelumnya sudah menjadi daerah tambang pasir, hanya saja sebelum terjadi peristiwa di Lumajang jumlah pasir yang ditambang sangat sedikit, dan hanya beberapa kendaraan kecil yang mengambil pasir ke sana.

Tetapi setelah terjadi peristiwa Lumajang tersebut, sekarang tidak ada kendaraan kecil yang mengambil pasir di daerah ini, hanya truk-truk besar yang melintas di sana. Belum lagi jumlah truk yang melintas juga semakin banyak. Akibatnya jalan desa yang ada di sana mengalami kerusakan yang sangat parah, hal ini karena kendaraan yang melintas adalah kendaraan dengan beban yang sangat berat, belum lagi jumlah truk yang melintas juga sangat sering, sehingga kerusakan jalan tidak mungkin terelakkan lagi.

Dengan peningkatan jumlah truk pengangkut pasir yang menambang pasir di daerah ini, saya melihat bahwa efeknya mungkin sama seperti yang terjadi di Lumajang, yaitu hanya menguntungkan beberapa pihak saja, tetapi masyarakat kecil yang ada di sekitar lokasi tambang, tidak akan mendapat kompensasi apapun, tetapi mereka adalah yang pertama menima dampak lingkungan yang terjadi.

Memang pada tahun 2013, daerah Kasembon adalah salah satu wilayah, yang terdampak letusan Gunung Kelud. Karena peristiwa tersebut, daerah ini sekarang memiliki cadangan pasir dan batu yang cukup banyak. Tetapi dengan kondisi penambangan yang terus-menerus dan pengambilan yang sangat banyak seperti ini, maka bukan tidak mungkin peristiwa Lumajang tersebut juga akan terulang lagi di daerah ini di kemudian hari.

Tinggalkan Balasan