Pengalaman saat Menggunakan Bata Ringan

Pada artikel sebelumnya saya sudah menuliskan tentang struktur bangunan yang harus diperkuat, jika ingin menggunakan bata ringan sebagai dinding. Hal ini karena bata ringan tidak seperti batu bata merah biasa, yang bisa sekaligus jadi pengikat antara struktur bangunan, atau bahkan yang bisa langsung menjadi struktur bangunannya. Bata ringan sepenuhnya hanya berfungsi sebagai dinding pengisi saja. Jika tetap dipaksakan untuk dibebani maka dapat dipastikan bata ringan tersebut akan mengalami pecah ataupun keretakan.

Saya memiliki sebuah pengalaman saat menggunakan bata ringan pada proyek renovasi gedung yang saya lakukan baru-baru ini.

Pada waktu itu saya diminta untuk meneruskan pengerjaan lantai dua sebuah gedung. Gedung tersebut awalnya sudah diberi plat lantai dan juga sudah disiapkan strukturnya untuk dinaikkan menjadi lantai dua. Memang pada waktu itu saya tidak tahu kekuatan dari struktur bangunan tersebut. Tetapi pemiliknya mengatakan bahwa bangunan tersebut sudah kuat dan memang dipersiapkan untuk dibuat lantai dua.

Jadi pada waktu itu saya hanya mengiyakan saja ucapan dari pemilik bangunan tersebut. Lalu saya dan pemiliknya sepakat untuk menggunakan bata ringan, karena alasan kecepatan pembangunannya, terutama dalam kondisi yang sering turun hujan seperti sekarang ini.

Pada mulanya saya tidak merasa curiga selama proses pengerjaan proyek ini, tetapi masalah muncul ketika ada salah satu titik pondasi ada yang bergerak. Sebelumnya pondasi tersebut baik-baik saja, karena tidak dibebani apapun, tetapi setelah pekerjaan pemasangan dinding yang saya lakukan telah selesai maka terlihat jelas pergerakan dari bangunan tersebut.

Waktu saya bertanya kepada pemilik bangunan, sebenarnya apa fungsi dari tanah pada titik pondasi yang mengalami penurunan tersebut sebelumnya. Lalu pemilik bangunan mengatakan bahwa titik tersebut dulunya digunakan untuk tempat sampah. Jadi ada kemungkinan bahwa setelah sekian tahun dibangun dan dibebani, ternyata baru setelah pengerjaan lantai dua ini selesai, tanah tersebut memadat kembali, yang akibatnya menimbulkan penurunan bangunan.

Karena penurunannya hanya pada satu titik pondasi saja, maka tingkat kerusakannya tidak terlalu parah. Hanya saja dinding bata ringan yang sudah selesai dipasang, akhirnya mengalami keretakan yang cukup panjang dari dasar ke atas. Memang keretakan tersebut dapat ditutupi saat pemasangan plester dinding.

Tetapi meskipun demikian, ternyata saat turun hujan dan air hujan mengenai bagian dinding yang telah retak tersebut, air hujan tetap dapat merembes masuk. Dan meskipun sudah dibetulkan berkali-kali, ternyata tetap tidak bisa mencegah air hujan untuk merembes ke bagian diding sebelah dalam.

Karena itu sekali lagi saya mengingatkan kepada pembaca yang ingin menggunakan bata ringan, sebaiknya pastikan agar strukturnya dibuat cukup kuat dulu. Atau jika memang melakukan renovasi atau penambahan ruang seperti yang saya lakukan, maka sebaiknya juga dipastikan apakah bangunan tersebut sudah cukup kuat, karena yang ditakutkan adalah hal seperti yang saya alami tersebut.

Tinggalkan Balasan