Penutup Lahan menggunakan Aspal dan Beton

Pada artikel-artikel sebelumnya saya telah membahas tentang lahan yang tidak diberi penutup, dan juga tentang lahan yang diberi penutup berupa paving block. Pada artikel kali ini saya akan membahas tentang penutup lahan yang menggunakan aspal dan juga beton (concreate).

Saya menggabungkan penggunaan aspal dan juga beton dalam satu tipe, yaitu berdasarkan sifatnya yang tidak dapat meresapkan air yang ada di permukaannya, kedua bahan ini hanya bisa mengalirkan air tersebut. Karena hal tersebut saya menganggap bahwa penggunaan aspal dan juga beton, adalah sangat tidak ramah terhadap lingkungan.

Tetapi memang penggunaan aspal dan juga beton sebagai penutup lahan, bukanlah serta-merta karena berdasarkan keinginan dari pemiliknya semata. Hal ini karena memang ada beberapa lahan yang memang memerlukan perkerasan dengan menggunakan aspal dan juga beton. Jadi, terkadang penggunaan beton dan juga aspal sebagai penutup lahan memang berdasarkan kebutuhan dan juga keharusan.

Misalnya saja untuk lahan sirkulasi pada areal bandara, hotel, ataupun mall yang digunakan agar kendaraan dapat bergerak dengan cepat dan lincah, maka penggunaan penutup lahan berupa aspal merupakan sebuah kebutuhan pada areal seperti ini. Apalagi jika tempat tersebut membutuhkan kenyamanan ekstra bagi para pengendaranya, maka penggunaan aspal, menjadi mutlak.

Selain itu misalnya saja pada areal yang berbatasan langsung dengan laut (berada dekat dengan bibit pantai), biasanya penutup lahan pada daerah seperti ini akan mengalami kerusakan yang sangat parah akibat korosi dari air laut, dan pada areal sepert ini dukungan tanahnya kurang stabil, sehingga gerakan tanah tersebut, dapat membuat penutup lahan yang ada di atasnya menjadi sangat rapuh dan mudah sekali menjadi rusak.

Karena itu pada areal yang pergerakannya sangat ekstrem seperti ini, penggunaan beton bertulang sebagai penutup lahan adalah sebuah kebutuhan. Jadi, meskipun beton tersebut tidak terlalu ramah terhadap lingkungan, karena memang tidak dapat meresapkan air hujan yang mengaliri permukaannya, tetapi karena kondisi lahan tersebut, maka untuk kondisi tekonologi bangunan saat ini, hanya beton bertulang yang bisa awet untuk diaplikasikan pada lokasi seperti itu.

Memang dalam memilih bahan material, untuk dijadikan sebagai penutup lahan, sebaiknya jangan asal-asalan, atau berdasarkan keinginan semata, tetapi sebaiknya dipikirkan juga soal keberlanjutannya. Karena lingkungan yang akan kita wariskan pada anak cucu kita nantinya, juga tergantung dari pilihan kita saat ini.

Tinggalkan Balasan