Perkirakan Berat Genting dengan Kekuatan Konstruksi Atap

Beberapa waktu yang lalu saya sempat mendapatkan cerita yang menarik dari salah seorang kenalan, bahwa dia sempat melihat pembangunan sebuah gedung serba guna yang cukup besar di daerah tempat tinggal kami. Untuk bentuk atap dari gedung ini menggunakan bentuk perisai, sedangkan konstruksi atapnya menggunakan baja ringan, tetapi sebagai penutup atapnya gedung tersebut menggunakan genting tanah liat, jenis karangpilang/nglayur.

Sebenarnya sejak awal banyak orang yang menaruh curiga terhadap gedung tersebut, hal ini karena ukuran panjang dan lebar (luas gedungnya) yang terlalu besar. Sedangkan atap yang menutupi seluruh gedung tersebut hanya berbentuk satu atap saja, tanpa ada bentuk lain yang membagi beban atap tersebut.

Jadi, karena ukuran pajang dan lebar dari gedung tersebut yang cukup besar, maka secara otomatis ukuran atapnya juga menjadi tinggi. Dan ternyata untuk kemiringan atapnya pihak pengelola gedung, sepertinya menggunakan kemiringan 40º – 45º.  Sehingga jika dilihat dari jauh, maka gedung tersebut akan tampak sangat gagah, dan berwibawa, apalagi pada saat pemasangan kerangka atapnya sudah dimulai, maka kesan tersebut semakin kuat terlihat.

Hanya saja saat pemasangan genting sudah dilakukan, maka masalahnya baru muncul, yaitu konstruksi atap yang sudah dibangun tersebut, ternyata kurang kuat dalam menahan beban genting yang sedang dipasang. Sehingga saat pemasangan genting masih berjalan setengahnya, ternyata atap tersebut mulai lunglai ke bawah, meskipun belum ambruk secara total, tetapi dipastikan bahwa seluruh kerangka atap sudah rusak total dan tidak bisa diperbaiki, bahkan banyak genting yang sudah dipasang, banyak yang jatuh dan pecah.

Mungkin jika ini adalah sekolah SD, maka atap tersebut pasti sudah ambruk seluruhnya, tetapi karena ini adalah proyek swasta, maka konstruksi atapnya masih mengalami lendut terlebih dahulu. Pada saat itu pengawas pekerjaan, memerintahakan agar kerangka atap terbut harus dibongkar, dan dimulai dari awal kembali.

Pada saat itu beberapa bentang yang terlalu panjang, diganti dengan menggunakan besi utuh (sejenis besi WF), dan untuk konstruksi baja ringan di bagian atasnya dibuat lebih rapat lagi, dan diperbanyak jumlahnya, sedangkan baja ringan yang digunakan diganti dengan ukuran yang lebih tebal. Sebenarnya saat ini gedung tersebut sudah digunakan dan tidak ditemukan masalah yang serius dengan atapnya.

Tetapi mohon bahwa peristiwa seperti ini dapat menjadi pertimbangan bagi pembaca yang ingin membangun sesuatu, bahwa kekuatan kerangka atap setidaknya harus lebih kuat dari beban penutup atap yang digunakan.

Sebagai informasi, bahwa genting yang digunakan memang memiliki berat sekitar 2,5 – 3 Kg / buahnya, jadi jika menggunakan 10.000 buah genting, maka dapat dipastikan bahwa beban dari gentingnya saja bisa mencapai 25 – 30 ton, dan itu belum ditambah dengan beban angin yang menerpa atap tersebut, yang jika ditambahkan maka beratnya bisa meningkat sampai dua kali lipat atau bahkan lebih.

Karena itu dalam menyusun konstruksi atap, maka sebaiknya juga diperkirakan semua beban-beban yang timbul dari pemasangan tersebut, karena saya dengar bahwa saat melakukan pembongkaran dan pemasangan ulang atap tersebut, ternyata biaya yang dikeluarkan bisa sampai tiga kali lipat dari biaya yang seharusnya dikeluarkan oleh pemiliknya, jadi kerugiannya menjadi cukup besar.

Tinggalkan Balasan