Saat ini saya sedang mengawasi pekerjaan renovasi atap sebuah gedung, dalam menyelesaikan pekerjaan ini saya memerlukan banyak tukang, sedangkan untuk kuli jumlah yang dibutuhkan lebih sedikit.
Hal ini karena pekerjaan saya adalah mengganti semua genting dan genting bubungan yang lama dengan menggunakan genting dan bubungan yang baru. Selain itu saya juga harus mengganti kayu reng, dengan menggunakan reng baja ringan, selain itu masih saya masih harus menambah kayu gording / blandar sebanyak dua lajur pada setiap sisi atapnya.
Untuk tantangan yang terbesar dalam pekerjaan ini adalah kondisi cuaca yang sudah mulai memasuki musim hujan, sehingga saat membongkar genting harus sangat berhati-hati, karena jika sampai hujan turun maka bagian dalam gedung bisa basah kuyup.
Selain itu tantangan yang berikutnya adalah kondisi bagian dalam gedung yang masih dipenuhi dengan furniture, perabot, dan lampu yang mahal, sedangkan selama proses renovasi ini berlangsung, kegiatan yang ada dibagian dalam gedung tidak diliburkan dan tetap dilaksanakan. Karena itu jika sampai ada genting yang jatuh, maka dapat membahayakan perabotan dan orang yang ada di bawahnya.
Tukang yang saya minta tolong dalam pekerjaan renovasi ini, menentukan besaran biaya renovasi dengan menghitung luasan dasar gedung, sehingga jika gedung tersebut berukuran 8 x 10 m, dengan luas sekeliling gedung 1 m, maka luas keseluruhan yang harus dibayar adalah 10 x 12 m = 120 m². Dan tukang yang saya gunakan ini tidak menghitung luasan sisi miring dari atap yang akan direnovasi ini.
Sedangkan untuk biaya per m² adalah Rp 300.000, jadi total biaya tukang yang harus dikeluarkan nantinya adalah Rp 300.000 x 120 = 36.000.000. Tetapi biaya ini hanyalah biaya tenaga tukangnya saja, sedangkan untuk biaya bahan bangunannya akan dihitung tersendiri.
Pembayaran tukang ini, menggunakan sistem borongan lepas, jadi saya tidak menyediakan makan dan juga snack, mungkin hanya air putih beserta teh dan kopi saja. Jadi, saya tidak perlu ribet dalam menyediakan makan, snack, dan rokok.