Proses Pembuatan Kayu Lapis / Plywood

Banyak diantara kita yang lebih mengenal papan kayu triplek dari pada kayu lapis, tetapi sebenarnya papan triplek hanyalah salah satu produk kayu lapis, karena masih ada produk lain yang juga dihasilkan dari kayu lapis ini. Karena itu tidak ada salahnya jika kita mengenal lebih jauh tentang kayu lapis ini.

Pertama dalam pembuatan kayu lapis, bahan bakunya adalah kayu glondongan dari hutan, lalu saat sampai di pabrik maka kayu glondongan tersebut, akan diserut sampai berbentuk lembaran yang sangat tipis, dan lembaran kayu inilah, yang nantinya akan saling direkatkan dan disusun untuk membentuk kayu lapis (misalnya triplek). Biasanya orang menyebut lembaran kayu tipis ini sebagai veneer.

Dalam penggabungan lembaran lapisan kayu ini, tidak dapat dilakuan secara sembarang, tetapi harus dilakukan dengan seksama agar papan yang dihasilkan lebih kuat. Jadi, dalam penyatuan lembaran kayu ini nantinya yang harus mendapat perhatian adalah sudut urat kayu (grain) dari masing-masing lembaran, saat dilakukan pengeleman.

Selain itu kebanyakan pabrik pembuatan kayu lapis akan menumpuk lembaran kayu ini, dalam jumlah yang ganjil. Alasannya karena jumlah lembaran yang ganjil, akan membuat papan yang dihasilkan lebih kuat, dari pada papan yang jumlah lembaran kayunya genap.

Biasanya papan yang dibuat dari lembaran kayu yang jumlahnya ganjil, akan lebih tahan terhadap pembengkokan, dari pada yang jumlah lembaran kayunya genap. Selain itu untuk papan yang jumlah lembaran kayunya genap, maka papan tersebut lebih mudah untuk berubah bentuk, terkadang antar lapisannya juga sering terjadi pergeseran.

Alasan mengapa glondongan kayu harus dibuat menjadi lembaran tipis terlebih dahulu, hal ini karena lebaran tersebut sebenarnya memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mempertahankan bentuk aslinya. Karena itu untuk mempertahankan bentuk dari lembaran kayu ini tetap stabil, maka perekat (lem) yang digunakan harus memiliki kekuatan yang lebih baik dari pada lembaran kayunya.

Karena jika sampai lembaran kayu tersebut dibuat lebih tebal, maka kekuatan kayu akan lebih besar dari pada kekuatan lem, sehingga papan akan lebih lebih mudah berubah bentuk, melengkung, retak, dan lapisannya bisa saling bergeser. Bahkan untuk memperbesar kekuatan perekatnya, saya dengar dalam proses produksi, pabrik akan memanaskan perekatnya saat pemasangan berlangsung.

Tinggalkan Balasan