Perbandingan Semen Perekat Mortar dan Semen Biasa untuk Bata Ringan

Beberapa waktu belakangan ini di daerah tempat tinggal saya, penggunaan bata ringan semakin marak saja digunakan. Saya lebih menganggap bahwapenggunaan bata ringan ini, sangat berkaitan erat dengan kondisi cuaca di daerah kami, yang jauh lebih banyak turun hujan dari pada cuaca cerahnya.

Karena itu wajar saja, jika masyarakat kemudian mencari alternatif penggunaan bahan bangunan yang dapat diaplikasikan dengan waktu yang lebih singkat. Hal ini juga berkaitan dengan penggunaan bata merah yang pastinya akan memakan waktu yang jauh lebih lama. Sehingga dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, maka akan meningkatkan biaya pasang batu bata tersebut.

Berbeda dengan bata ringan, yang dapat dibangun dengan sangat cepat, dan juga membutuhkan jumlah perekat (spesi) yang lebih sedikit dari pada batu bata merah biasa. Hal ini karena ukuran dari bata ringan yang jauh lebih besar, sehingga hal tersebut bisa dilakukan.

Meskipun sebenarnya banyak orang yang sudah mengetahui bahwa kualitas kekuatan dari bata ringan tidak sekuat batu bata. Tetapi dengan kondisi cuaca yang semakin sulit untuk ditebak seperti sekarang, maka sepertinya masalah kekuatan tersebut menjadi diabaikan.

Sebenarnya penggunaan bata ringan bisa dinilai lebih murah dari pada bata merah biasa, jika dilihat dari segi waktu dan ongkos pemasangan, selain dari jumlah luluhan spesi (campuran perekat antar batu bata) tentunya.

 

Selain menggunakan adukan semen dan pasir biasa, sebenarya dalam pemasangan bata ringan kita dianjurkan untuk menggunakan semen mortar, yaitu semen khusus yang digunakan sebagai perekat bata ringan (spesi). Keunggulan semen mortar bila dibandingkan dengan semen biasa, yaitu semen ini tidak perlu dicampur dengan pasir terlebih dahulu, dan dapat langsung digunakan untuk merekatkan bata ringan.

Sedangkan cara penggunaannya, semen mortar tersebut hanya perlu dicampur dengan menggunakan air biasa. Kemudian semen mortar tersebut siap digunakan untuk merekatkan bata ringan.

Beberapa waktu yang lalu salah seorang teman yang menjadi suplyer semen mortar, mengirimkan harga semen mortar tersebut kepada saya, hanya saja pada bagian merk semen mortar tersebut tidak tercantum merk dagangnya. Untuk harganya yaitu Rp 70 rb / sak, dan berat satu sak semen mortar tersebut adalah 40 Kg. Sedangkan untuk minimal pembelian adalah 50 sak.

Tetapi teman saya ini, mengatakan bahwa jika sampai tiga bulan semen tersebut tidak laku, dan semen mengalami pengerasan atau beku, maka semen dapat dilakukan reture.

Sebenarnya memang penggunaan semen mortar ini bisa lebih ringkas lagi, karena tidak memerlukan adukan dengan pasir. Tetapi jika dibandingkan dengan harga semen biasa, misalnya semen Gresik yang sekarang harganya Rp 37 rb / sak, (satu sak beratnya 40 Kg). Maka, saya kira masih agak sulit untuk menjual semen mortar di daerah sekitar tempat tinggal saya.

Tinggalkan Balasan