Pertanyaan seperti ini, sering muncul di permukaan, tetapi meskipun demikian, tetap saja tidak merubah antusiasme orang untuk tetap memiliki rumah bersubsidi.
Padahal, kalau dipikir-pikir lagi, keluhan soal rumah bersubsidi itu sudah banyak sekali. Mulai dari, lokasi perumahan yang jauh dari pusat keramaian (sering kali lokasinya sangat terpencil), akses jalan menuju perumahan yang sulit dijangkau, dan jalan penghubungnya buruk, sehingga memerlukan kendaraan pribadi yang kuat dan biaya transportasi yang lebih mahal.
Hal lain yang menjadi keluhan misalnya, kondisi lahan perumahan yang selalu tergenang banjir saat musim hujan, dan penuh debu saat kemarau, atau bahkan kualitas bangunan rumah bersubsidi yang jelek sekali.
Dengan semua permasalahan itu, rumah bersubsidi tetap selalu menjadi incaran konsumen.
Mengapa rumah bersubsidi begitu diminati, jawabannya cuma satu yaitu HARGANYA MURAH.
Faktor harga adalah penentu dari segalanya, bahkan semua permasalahan yang saya sebutkan di atas, nampak bisa teratasi ketika berbicara soal harga.
Banyak orang, yang menganggap bahwa akan lebih baik, kalau mencicil rumah subsidi saja, dari pada uangnya digunakan untuk membayar sewa rumah. Karena harga mencicil rumah bersubsidi ini, sekitar sejutaan perbulan, dan kalau mau kontrak rumah juga harganya segitu, jadi lebih baik kalau uangnya dipakai untuk mencicil rumah subsidi saja.
Lagi pula, cicilan rumah subsidi itu tergolong murah, karena sampai lunas nantinya kita hanya perlu membayar dengan jumlah tetap. Sedangkan kalau kita mengkontrak rumah, kita harus membayar sewa rumah yang terus naik. Bahkan setelah cicilan kita lunas, maka kita akan sepenuhnya memiliki rumah subsidi tersebut, kalau mengkontrak rumah, mana bisa kita punya rumah saat kontrak kita selesai.
Meskipun tergolong murah, tetapi rumah bersubsidi memiliki banyak fasilitas yang diperlukan untuk kelangsungan hidup yang normal, jadi disitulah letak nilai tambahnya.
Lagi pula, kalau sudah memiliki uang, kita bisa merenovasinya sesuai dengan keinginan kita, tetapi kalau tidak punya uang kita sudah dapat menempati rumah yang terbangun rapi, meskipun dengan kondisi seadanya. Bukankah, hal ini juga merupakan keuntungan?