Pertanyaan ini sering sekali ditanyakan, terutama sekali saat menjelang Idul Fitri. Hal ini, karena cat tembok pabrikan harganya yang mahal, lalu apakah cat tembok curah, yang dijual plastikan di sepanjang jalan itu kualitasnya bagus?
Menurut pengalaman saya sampai sekarang ini, bahwa bahan bangunan yang kualitasnya bagus maka harganya pasti mahal, dan demikian juga sebaliknya. Sehingga dari pendapat saya itu, saya menganggap bahwa cat tembok yang harganya murah, maka kualitasnya juga lebih jelek.
Untuk harga perkilogram cat tembok curah ini, dijual mulai dari Rp. 4.000 sampai kira-kira Rp. 8.000, dan ini pastinya jauh lebih murah, dari pada cat tembok pabrikan yang harganya mulai dari Rp. 20.000 ke atas. Jadi, dari segi harga jualnya saja kita sudah bisa memperkirakan perbedaan kualitasnya seperti apa.
Cat tembok curah, biasanya warganya tidak merata, jadi untuk cat yang lebih kental atau menggumpal akan membentuk warna sendiri yang lebih gelap, jadi ada semacam gradasi warna. Bahkan ada bagian yang nampak putih khas plamirnya, bisa jadi karena catnya mengelupas, atau warnanya tidak muncul. Kalau posisi bagian putihnya di atas, maka itu karena warnanya saja yang tidak muncul.
Selain itu cat curah ini, jika disimpan dalam jangka waktu lama, maka akan membentuk butiran-butiran menggumpal, dan butiran ini tidak akan tercampur sempurna saat diaduk, jadinya pada saat digunakan akan nampak tidak rata, dan bahkan butiran-butiran tersbut akan terlihat muncul di permukaannya.
Bahkan saat cat sudah kering, lalu tanpa sengaja kita menyentuh tembok tersebut, maka biasanya akan menempel debu putih, baik itu di baju maupun di tangan, karena memang efek catnya seperti itu. Lalu cat seperti ini, biasanya warna cerahnya hanya bertahan sekitar setahun sampai dua tahun saja, dan setelah itu warna tersebut akan memudar.
Setelah memudar, maka dinding perlu dicat ulang kembali. Karena itu jika anda sering berkunjung ke desa-desa, maka anda akan sering sekali warganya melakukan pengecatan dinding dan bangunan sebelum Idul Fitri, karena memang kondisi catnya yang demikian adanya.
Tetapi meskipun demikian, beberapa orang yang saya tanyai, mereka mengaku cukup senang saja dengan kondisi seperti ini. Alasannya, karena mereka bisa mengganti warna cat tembok setiap beberapa tahun sekali, dan ini juga bisa dijadikan untuk mengganti suasana rumah, mereka dapat bereksperimen dengan kombinasi warna, sampai menemukan warna yang pas dengan keinginan mereka.
Lalu, apakah cat tembok yang mengalami pengapuran tersebut, aman untuk pernafasan penghuni rumah? Jawaban saya tidak tahu, karena memang saya belum membaca jurnal yang membahas hal demikian. Tetapi meskipun demikian, sebaiknya perlu diwaspadai saja, terutama untuk anak kecil yang kondisinya sangat sensitif dan rentan, atau juga orang-orang dengan kondisi kesehatan pernafasan yang buruk, seperti orang dengan gangguan asma misalnya. Karena debu halus di udara, dapat menjadi pemicu munculnya penyakit pernafasan.