Selain menggunakan panel surya yang berisi sel surya, ada juga sistem lain yang bisa menghasilkan listrik dengan bantuan sinar matahari. Berbeda dengan sel surya yang cenderung digunakan dalam skala kecil dan terpisah-pisah.
Sedangkan jika skala pembangkit listrik yang digunakan cukup besar, saat ini ada kecenderungan bahwa perusahan listrik akan lebih memilih untuk menggunakan lensa berukuran besar berbentuk parabola dalam jumlah yang banyak dalam aeral yang luas, kemudian sinar matahari yang mengenai bidang parabola tersebut akan difokuskan untuk kemudian diarahkan pada suatu titik, biasanya titik fokus ini berbentuk sebuah menara.
Ada banyak hal yang bisa diisikan pada menara tersebut, tetapi pada salah satu sistem, ada yang mengisikan air pada menara tersebut. Kemudian panas yang diarahkan ke menara akan memanaskan air yang ada di dalam menara, kemudian uap air yang terbentuk akan digunakan untuk memutar turbin, yang akhirnya akan menghasilkan listrik. Sedangkan untuk sistem yang lain, biasanya menggunakan cara yang lain lagi.
Menurut beberapa literatur, bahwa sistem pembangkit listrik tenaga surya yang menggunakan panel surya memiliki kekurangan, yaitu pada arus listrik yang dihasilkan tidak stabil. Hal ini dikarenakan, panel surya sangat tergantung pada jumlah sinar matahari yang mengenainya, terutama sekali pada saat banyak awan yang bergerak.
Tetapi sistem tenaga surya yang menggunakan lensa parabola untuk diarahkan pada suatu titik, biasa menghasilkan listrik yang lebih stabil. Hanya saja panel surya memiliki kelebihan pada penempatannya, sehingga dapat ditempatkan di atap-atap rumah dan dapat menjadi sumber listrik untuk rumah tersebut.