Untuk menyuplai perusahaan mebel, maka para pencari kayu akan menjelajah hutan untuk mencari pohon ulin yang berkualitas baik. Lalu setelah menemukannya, maka mereka akan menebang dan memotong-motong pohon ulin tersebut di tempat di mana mereka menebangnya.
Ukuran kayu yang akan dipotong-potong ini, akan disesuaikan dengan ukuran si pemesan, baru setelah itu hasil potongan-potongan tersebut yang akan dibawa keluar hutan, dan langsung dikirimkan ke si pemesan.
Dahulu para pencari kayu biasa memotong kayu ulin menjadi balok panjang dengan ukuran 10 x 10 cm dan 5 x 10 cm, karena pada saat itu kayu ulin banyak digunakan sebagai bahan bangunan. Tetapi saat ini ada semacam pergeseran di mana para pencari kayu hanya mencari pohon ulin yang telah memiliki diameter besar, karena pasar mereka saat ini adalah perusahaan mebel dan perusahaan kerajinan kayu.
Jadi, saat ini kebanyakan dari mereka akan memotong kayu ulin menjadi papan-papan selebar batang pohon, biasanya ketebalan setiap papan kayu ulin 4 inci, atau sekitar 10 cm.
Perlu anda ketahui, bahwa untuk dapat mengangkat papan kayu ulin dengan ukuran panjang 1,5 meter, lebar 1 meter, dan tebal 4 inci, dibutuhkan kekuatan dari 8 orang pria dewasa. Jadi, bisa anda banyangkan betapa beratnya kayu ulin ini.
Selain itu kayu ulin, yang sangat keras, padat dan berat ini, akan tenggelam jika dimasukkan ke dalam air, karena itu proses pengangkutannya tidak bisa seperti jenis kayu lain yang terkadang bisa menggunakan aliran sungai untuk membantu proses pengangkutan. Untuk jenis kayu lain masih sering dihanyutkan bersama dengan aliran air, tetapi jika kayu ulin harus diangkat satu-persatu.
Kemungkinan besar proses penebangan kayu ulin di hutan merupakan kegiatan ilegal, hanya saja menurut informasi belum ada bengkel kerajinan, yang kayunya disita oleh aparat berwenang.
Saat ini bukan hanya pengrajin asli Kalimantan yang berminat menggunakan bahan dari kayu ulin, karena saat ini para pengrajin dari Bali juga sudah mulai menaruh minat pada kayu ulin untuk dijadikan bahan baku kerajinan mereka. Selain kayunya para pengrajin dari Bali ini juga menaruh minat pada bonggol akar pohon ulin, di tangan mereka bonggol akar kayu ulin akan dijadikan sebagai bahan baku kerajinan bernilai tinggi.