Sama seperti di belahan bumi manapun, bahwa bahan bangunan yang paling murah adalah bahan bangunan yang sumbernya paling banyak disekitar tempat tersebut. Misalnya saja untuk orang Eskimo, karena yang paling banyak di sana adalah es, maka membuat rumah dari bahan es akan lebih murah jika dibandingkan dengan material yang lainnya. Hal ini sama seperti di tempat lain yang terdapat banyak bambu, maka rumah mereka akan lebih banyak menggunakan bambu, jika banyak lumpur, maka rumah mereka akan lebih banyak menggunakan batu bata.
Sedangkan untuk kasus masyarakat Jepang yang lebih senang menggunakan kayu, saya rasa kondisinya mirip seperti yang terjadi pada masyarakat lain di muka bumi ini. Yaitu, bahan kayu adalah material yang paling banyak tersedia di sekitar lingkungan mereka, sehingga material kayu menjadi murah dan mudah didapat.
Alasan lain, material kayu banyak digunakan oleh masyarakat Jepang, yaitu karena kondisi geografis daerahnya yang mengalami empat musim, maka untuk menyekat dingin pada saat musim salju (winter), diperlukan material yang tidak menghantarkan dingin, dan kayu adalah salah satu meterial yang cocok untuk tugas tersebut.
Alasan lain, yaitu karena Jepang daerahnya terletak pada daerah cincin api, atau daerah yang dilalui oleh gunung-gunung berapi, maka wilayah Jepang sangat rentan terhadap gempa bumi, selain itu wilayah Jepang juga sering dilanda badai topan yang sangat kuat. Karena wilayahnya sering dihantam bencana itulah, maka bahan bangunan yang murah dan mudah didapat menjadi sangat penting. Dan kayu adalah bahan bangunan yang memenuhi semua kriteria tersebut.
Lalu, karena material kayu sudah digunakan sejak dahulu kala dan diturunkan pada generasi-generasi selanjutnya, maka lama-kelamaan hal ini kemudian berubah menjadi budaya leluhur, lalu untuk menjaga tradisi dan budaya tersebut maka, maka sampai saat inipun material kayu tetap menjadi primadona bagi masyarakat Jepang.