Jika kita membeli material dengan menggunakan angkutan yang lebih kecil, pasti dari segi harga akan lebih mahal, karena ada ongkos bahan bakar yang lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan angkutan yang lebih besar (truk, dump truk). Jadi sebenarnya kerugian yang kita alami jika membeli dengan menggunakan angkutan pick-up adalah dari segi harganya saja yang lebih mahal.
Tetapi sebenarnya hal tersebut tidak sepenuhnya benar, karena jika satu truk oleh penjual dibilang bahwa jumlahnya adalah 4 kubik, tetapi ternyata saat tiba di lokasi jumlahnya adalah 3 kubik, misalkan saja harga perkubik material adalah Rp 100.000,- maka kita membayar Rp 400.000,- tetapi yang sampai di lokasi proyek kita adalah 3 kubik jadi harga material tersebut menjadi Rp 133.333,-
Tetapi jika kita membeli material dengan menggunakan pick-up maka biasanya kapasitas baknya adalah satu meter kubik. Dengan harga yang lebih mahal biasanya untuk saat ini sekitar Rp 10.000,- sampai Rp 15.000,-. Jadi misalkan saja harga material per pick-up adalah Rp 115,000,- (jika dibandingkan dengan truk Rp 100.000,-). Maka sebenarnya kita masih untung banyak, jika dilihat secara jumlah yang kita terima di lokasi proyek.
Kerugian berikutnya jika kita membeli material secara eceran dengan menggunakan pick-up adalah pada jumlahnya yang terlalu kecil sehingga dalam penyediannya terlalu bertele-tele, karena jika kita mengerjakan proyek besar akan sangat menyulitkan dalam penyiapan materialnya, dan lebih menguntungkan jika kita membeli dengan partai besar. Yang sebenarnya belum tentu juga jumlah yang kita bayarkan sesuai dengan jumlah material yang sampai di lokasi proyek kita. Jika kita terlalu banyak mengirim material, akan ada kemungkinan angkutannya sibuk, mogok, atau terjebak macet, yang dapat mengakibatkan material terlambat datang, jika sudah ada keterlambatan maka dapat menyebabkan molornya waktu pengerjaan.
Sebenarnya yang ingin saya tekannkan di sini, yaitu dalam membeli material sebaiknya tidak hanya menilai dari segi mahal dan murahnya harga material tersebut saja. Tetapi, perhitungkan juga semua kecurangan yang mungkin saja dilakukan oleh toko bangunan. Karena untuk proyek, biasayanya hal yang terlihat mahal jika cermati ternyata lebih murah, dan hal yang terlihat murah sebenarnya jika ditotal jatuhnya lebih mahal, disini kecermatan dan kejelian dalam mengambil keputusan akan sangat menentukan. Dan akhirnya pengalamanlah yang mengambil perannya.