Salah satu hal yang dapat menentukan kualitas dari genting tanah liat, adalah proses produksinya. Selain dari yang pertama adalah faktor bahan bakunya. Jika, pada artikel sebelumnya telah dibahas tentang bahan baku yang dapat mempengaruhi kualitas genting, pada artikel ini saya akan membahas masalah proses produksi yang mempengaruhi kualitas genting.
Dalam hal ini perlu saya jelaskan juga bahwa dalam proses pembuatan genting, bahan baku tanah tidak dapat langsung dicetak menjadi genting, tetapi tanah tersebut harus digiling dan dihaluskan terlebih dahulu, tujuaannya agar tanah tersebut menjadi lebih liat, lebih padat, dan lebih kedap air saat sudah selesai dibuat.
Perlu saya tambahkan juga bahwa proses penggilingan, merupakan salah satu kunci yang utama dalam menentukan kualitas genting yang akan dihasilkan. Jadi, semakin banyak tanah tersebut digiling dan dihaluskan, maka akan semakin baik kualitas genting yang dihasilkan.
Misalkan saja dengan bahan baku tanah yang sama, tetapi ada pengrajin yang menggiling tanahnya sebanyak tiga kali, dan pengrajin lain menggiling tanah tersebut sebanyak lima kali, maka dapat dipastikan bahwa genting yang tanahnya diling lima kali, akan memiliki kualitas yang lebih baik, bila dibandingkan dengan genting yang tanahnya hanya digiling sebanyak tiga kali.
Tetapi perlu diingat bahwa biaya untuk menggiling tanah tersebut juga tidak murah, karena dalam setiap kali proses penggilingan pasti ada biayanya sendiri. Dana tersebut misalkan untuk bahan bakar, upah tenaga kerja, dan biaya sampingan lainnya, yang juga harus ditanggung oleh para pengrajin. Jadi, jika digiling terlalu banyak, maka hal tersebut dapat menambah biaya produksi.
Karena itu biasanya setiap pengrajin, sudah menentukan sendiri berapa kali bahan baku tanahnya akan digiling. Untuk mendapatkan kualitas genting yang diinginkan.
Sebenarnya dalam industri genting tanah liat, kualitas bahan tercampur dalam tanah juga akan menentukan hasil akhir gentingnya, misalnya saja sampah daun dan plastik, kerikil, dan batu. Biasanya saat masuk ke dalam genting, maka hal tersebut akan membuat genting mudah pecah, karena itu sebisa mungkin pastinya para pengrajin akan menghilangkan bahan-bahan tersebut.
Setelah tanah selesai digiling, dan dibersihkan dari kotoran dan bahan perusak lainnya, maka langkah selanjutnya adalah proses pencetakan tanah tersebut menjadi genting. Setahu saya proses pencetakan ini hampir sama saja antara pengrajin yang satu dengan pengrajin yang lain.
Tetapi setelah saya mengamati proses pencetakan genting dari beberapa pengrajin, saya baru tahu bahwa meskipun terlihat mirip, tetapi proses pencetakan ini berbeda antara pengrajin yang satu dengan pengrajin yang lain. Hal ini saya anggap berbeda karena semakin padat tanah yang dicetak menjadi genting, maka secara otomatis genting yang dihasilkan akan semakin padat, semakin kuat, dan semakin kedap terhadap air.
Tetapi pastinya jika tanah yang digunakan terlalu banyak, maka hal ini juga akan berimbas pada biaya produksi, karena bahan baku tanah yang digunakan juga akan semakin banyak, maka tanahnya juga akan cepat habis. Dan pastinya biaya produksi akan semakin mahal, dana akan berimbas pada harga jualnya.