Alat las dengan bahan bakar air ini, sebenarnya masih dalam tahap pengembangan oleh tim riset dari Eropa. Saat ini alat pembuat api las dari bahan bakar air sudah berada pada tahap pembuatan prototipe, dan sudah melalui beberapa uji coba oleh ahli, hanya saja untuk dilempar ke pasaran dan industri, masih memerlukan jam terbang yang lebih lama lagi.
Keunikan alat las portebel ini, yaitu membuat api dengan bahan bakar air, jadi saat kita mengisikan air pada tanki penyimpanannya, maka alatnya akan langsung menghasilkan api yang sanggup digunakan sebagai api las. Alat ini memerlukan listrik yang digunakan sebagai bahan untuk memisahkan hidrogen dan juga oksigen yang terdapat di dalam air.
Lalu setelah itu, hidrogen dan oksigen akan dipertemukan kembali pada ujung alat las, dan pertemuan keduanya tersebut akan digunakan untuk memproduksi api, yang pada akhirnya bisa digunakan untuk mengelas. Meskipun sebenarnya alat ini bisa juga digunakan untuk hal lain yang memerlukan api.
Biasanya penggunaan prinsip kerja elektrolisa (peristiwa berlangsungnya reaksi kimia oleh arus listrik) dalam kehidupan sehari-hari sangat terbatas, masalahnya membran dan katalis yang memerlukan logam yang harganya sangat mahal. Logam yang mahal tersebut digunakan untuk memisahkan antara oksigen dan hidrogen.
Hal ini karena bahan logam yang diperlukan, misalnya seperti platina dan logam mulia lainnya, memiliki harga yang sangat mahal. Jadi, tantangan terbesarnya adalah menemukan jenis logam lain yang lebih murah untuk bisa menggantikan fungsi dari logam yang mahal tersebut. Pastinya dengan harga yang lebih murah, maka harganya akan menjadi lebih kompetitif saat dilepaskan ke pasaran.
Dalam proses ini, oksigen dan hidrogen akan dicampur kembali di ujung stang las, dan yang dihasilkan dari tahap ini adalah api yang dingin. Sehingga lebih mudah untuk ditangani, bila dibandingkan dengan api las yang berasal dari campuran gas karbon.
Seorang tukang las yang diminta untuk menguji coba alat las ini mengatakan, bahwa api yang dihasilkan lebih lembut dari pada api oksiasetilein, atau api las pada umumnya. Selain itu cahaya apinya juga tidak menyakitkan bagi mata kita. Sehingga dalam mengaplikasikan alat ini, cukup menggunakan kaca mata pelindung biasa, yang berwarna bening transparan.
Tabung gas untuk las, pada umumnya memiliki tekanan gas yang sangat tinggi, dan pastinya berbahaya. Selain itu, api yang dihasilkan juga sangat panas sehingga perlu tingkat kehati-hatian yang sangat tinggi. Belum lagi cahaya yang dihasilkan selama proses pengelasan, juga sangat menyilaukan dan menyakitkan mata.
Api berbahan dasar hidrogen lebih lembut dan lebih bersih. Bila dibandingkan degan gas asetilen, harga gas yang dihasilkan dari alat baru ini 20 kali lebih murah. Selain itu saat menggunakan alat ini, maka tidak ada ongkos lain, seperti ruang penyimpanan khusus, biaya asuransi, dan biaya transportasi.
Salah satu keunggulan alat las ini, yaitu apinya tetap dingin, dan bisa disentuh. Lalu setelah digunakan, stang las tidak panas, bahkan setelah dimatikan, stang las tetap dingin. Jadi stang las bisa diletakkan dimana saja.
Dan pastinya untuk sampai ke Indonesia, alat ini memerlukan waktu yang lebih lama lagi.