Kayu adalah bahan yang tidak sepenuhnya mati, meskipun kita sudah menebangnya, lalu memtotong-motong
Hanya saja ada perbedaan yang sangat besar antara pohon yang sudah tua dengan pohon yang masih muda dalam hal kekuatan hisap pori-pori tersebut terhadap air. Pohon jika masih muda memiliki daya hisap yang sangat kuat terhadap air, tetapi jika pohon tersebut telah tua, biasanya kekuatan hisap terhadap air sudah sangat berkurang, dan pori-pori kayu tersebut telah mengecil.
Untuk melihat pori-pori kayu sebenarnya kita dapat mengamati tekstur kayu tersebut, misalkan saja semakin halus tekstur dari kayu tersebut dapat dipastikan bahwa pohonnya semakin tua juga, dan demikian juga sebaliknya. Tetapi hal ini hanya berlaku untuk kayu yang belum diolah, karena jika sudah diolah, maka mungkin saja kayu tersebut dapat dimanipulasi agar nampak tua, fungsinya jelas yaitu untuk mengelabuhi pembeli. Tetapi saya belum tahu apakah ada teknik seperti itu atau bagaimana cara melakukannya, karena hal ini sangat rahasia dan menyangkut pendapatan dari tukang kayu itu sendiri.
Itulah yang membedakan antara kayu yang sudah tua dengan kayu yang masih muda. Meskipun kita menggunakan jenis kayu yang sama, misalkan saja jati, antara jati yang masih muda dengan jati yang tua akan tetap memiliki perbedaan seperti yang saya tuliskan di atas. Lalu kayu yang sudah tua akan awet jika digunakan karena susut dan muai dari kayu tersebut sudah sangat kecil, dan pori-porinya juga kecil sehingga lebih sedikit dalam menghisap air.
Tetapi kayu yang masih muda masih memiliki pori-pori yang lebih besar, dan juga daya hisap akan air yang masih tinggi, sehingga kadangkala saat kayu yang masih muda ini menghisap air maka kayu tersebut akan memuai, tetapi saat kayu tersebut kembali menyusut lagi, biasanya kayu tersebut tidak akan kembali ke bentuk asalnya sebelum memuai. Pada saat kayu tersebut tidak kembali ke bentuk asalnya sebelum memuai itulah yang namanya kayu melengkung (mulet).