Beton dengan Tulangan Tekstil di Masa Depan

Pada zaman modern ini, kita sudah sangat familiar dengan beton yang menggunakan tulangan baja. Bahkan beton bertulang baja, saat ini merupakan bahan pembentuk wajah dunia saat ini.

Namun kekurangan beton bertulang baja terletak pada ukurannya yang besar, tebal, dan sangat berat, belum lagi jika ditambah dengan biaya pembuatan yang mahal. Kekurangan lainnya, beton modern sangat rentan terhadap serangan karat, karena menggunakan tulangan dari besi baja.

Saat ini ada seorang pakar teknik dari Universitas Dresden, sedang melakukan uji coba serat karbon, dengan tujuan agar nantinya serat karbon tersebut dapat menggantikan tulangan baja, yang ada di dalam beton saat ini. Dengan serat karbon, diharapkan agar beton menjadi lebih ringan, lebih kuat, dan lebih fleksibel.

Beton tekstil terbuat dari beton normal pada umumnya, hanya saja untuk penguatnya menggunakan karbon. Keunggulan beton serat karbon bila dibandingkan dengan beton baja, yaitu tidak ada serat karbon yang bisa berkarat.

Awalnya, bahan serat diekstrak dari karbon, dengan diameternya hanya 5 mikrometer, atau 10 kali lebih tipis dari rambut manusia. Lalu serat tersebut, akan diproses dalam 230 kumparan alat tenun raksasa.

Serat karbon sangat lunak, dan tidak dapat dimasukkan ke dalam beton begitu saja, karena itu serat karbon harus diolah pada mesin tekstil, dan diberi lapisan sehingga menjadi kaku. Dalam proses ini, arah kekuatan serat juga bisa disesuaikan, sehingga serat tersebut bisa bekerja secara optimal di dalam beton.

Sekitar 50.000 serat dipintal menjadi benang. Proses pemintalan ini dilakukan oleh alat tenun otomatis, dan akan menghasilkan anyaman serat karbon. Kemudian serat karbon inilah, yang menjadi tulangan tekstil pada bagian dalam beton. Agar lebih kuat lagi, maka anyaman serat diberi pelapis yang tujuannya memberi stabilitas. Setelah diproses selama 15 menit, anyaman tekstil tersebut akan mengeras dan kemudian bisa dipotong.

Beton merupakan bahan campuran dari semen, pasir dan air. Lalu sebagai langkah pengujian, dibuatlah beton halus yang sangat tipis, tetapi dengan menggunakan serat karbon di dalamnya.

Dalam uji coba tersebut, beton berkerangka serat karbon lebih kuat, jika dibandingkan dengan beton berkerangka baja yang lazim digunakan saat ini. Meskipun demikian, tidak serta – merta beton dengan serat karbon bisa digunakan.

Karena bagaimanapun juga, para ilmuan masih harus melakukan serangkaian ujicoba, agar beton ini bisa diterapkan pada kehidupan nyata. Karena jika percobaan ini berhasil, maka teknologi ini dapat merubah kehidupan kita saat ini secara total

Dengan penggunaan material yang lebih ringan, maka energi yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit, dan emisi CO2 yang dikekuarkan menjadi lebih sedikit juga.

Dalam pengujian beton tekstil pada mesin cruss tess di laboratorium, ilmuan mencoba untuk menguji kekuatan balok beton yang menggunakan kerangka serat karbon. Hasil uji laboratorium tersebut menunjukkan bahwa beton bertulang tekstil enam kali lebih kokoh bila dibandingkan dengan beton bertulang baja biasa.

Di masa depan, dengan semua keunggulan tersebut, maka diharpkan beton tekstil dapat menjadi alternatif untuk pembuatan barang kebutuhan sehari-hari. Beberapa bangku taman di kampus Drasden sudah dibagun dan dirancang dengan menggunakan beton tekstil ini, hasilnya bangku taman bisa lebih nyaman dan lebih argonomis.

Sebenarnya beton adalah material yang tidak lazim untuk produk interior, karena beton tebal dan berat. Tetapi berkat serat karbon, tim dari Universitas Dresden dapat membuat beton yang sangat tipis, dan dapat membentuknya menjadi kursi atau meja.

Sangat dimungkinkan bahwa di masa yang akan datang, karya arsitektur akan terbuat dari beton yang tipis dan sangat kokoh

Tinggalkan Balasan