Boleh dibilang saat memasuki musim hujan, adalah saat yang paling dibenci oleh orang proyek, baik itu yang bekerja di kantor, maupun yang bekerja di lapangan. Pada saat seperti ini pekerjaan akan molor, banyak pekerjaan yang sudah dikerjakan sebelumnya sering rusak atau harus diperbaiki lagi karena hujan yang lebat dan banjir.
Jika proyek tersebut memang mengerjakan bangunan air, seperti bendungan atau saluran air, maka hujan sudah mirip kiamat saja. Selain beban pekerjaan di lapangan yang semakin berat, dengan hasil kerja yang semakin sedikit, kondisi hujan yang sulit diprediksi sering kali menjadi sangat menyebalkan. Bahkan material seperti pasir juga sering hanyut bersama air hujan, dan pastinya ini membuat kerugian yang besar.
Kondisi hujan seperti ini, sering kali memicu kemarahan dari petinggi proyek, tetapi kami orang bawah biasanya hanya bisa diam, saja karena jika tetap melakukan pekerjaan yang beresiko, maka taruhannya terlalu besar.
Untuk proyek bendungan biasanya dibangun di hutan-hutan dekat hulu sungai atau di sepanjang batang sungai besar. Yang perlu anda ketahui, bahwa kondisi tanah di lokasi seperti ini sangat lembek, karena tanahnya banyak mengandung humus, maka saat terkena hujan lebat kondisi tanah akan langsung berubah menjadi lumpur.
Kadang lumpur ini bisa sampai sepinggang orang dewasa, pada saat seperti ini alat beratpun sudah tidak bisa digunakan, tenaga manusia juga sangat terbatas, karena bekerja di dalam lumpur itu sangat berat dan sangat menguras tenaga.
Jika pekerjaan sudah mendekati jurang, maka kondisi tanah yang licin akan membuat orang mudah untuk terpeleset jatuh ke dalamnya. Jika, ada yang sampai masuk ke dalam jurang, biasanya resiko yang paling ringan adalah cidera atau cacat, tetapi yang fatal bisa sampai menyebabkan kematian.
Pernah juga kami mambangun beton penyangga untuk pipa pembangkin listrik. Diameter pipa ini sekitar 2,2 meter, jadi sangat besar. Pada hari sebelumnya pekerjaan pembesian sudah selesai dilakukan, tetapi malam itu hujan turun dengan derasnya, ternyata pagi hari saat dicek semua rangkaian besi yang sudah jadi dan siap dicor tersebut hanyut bersama dengan aliran air hujan semalam.
Mau tidak mau, semua prosesnya harus diulang lagi, karena kondisi sungai yang besar, maka besi yang sudah masuk ke sungai hampir mustahil ditemukan kembali. Boleh dibilang ini adalah kerugian yang besar sekali.
Untuk pekerjaan jalan, sering kali hujan pertama yang deras adalah bencana yang mengerikan, karena pada saat itu kita tidak tahu air hujan akan mengalir ke mana, karana rekayasa jalan biasanya tidak akan bisa mengakomodir jumlah limpahan air hujan. Dan sering kali, limpahan air itu tidak masuk ke saluran yang sudah disiapkan sebelumnya, tetapi malah mengalir ke permukiman warga.
Jika sudah seperti ini, maka sebelum hujan berhenti proyek akan didemo warga. Meskipun sudah diberi pengertian bahwa sebisa mungkin proyek akan bertanggung jawab dan mencari solusi sementara yang terbaik, biasanya jika warga sudah marah seperti ini, maka akan sangat sulit ditenangkan.
Jadi saat seperti ini, proyek otomatis berhenti, dan seluruh sumber daya yang dimiliki proyek akan digunakan untuk menghindarkan banjir berikutnya yang menuju ke permukiman warga. Kadang proses ini bisa berlangsung lebih dari seminggu, setelah itu biasanya akan terus ada perbaikan sampai musim hujan berhenti dan dapat dibangun instalasi pembuangan air hujan yang permanen.