Saya pernah bekerja di daerah yang cukup terpencil di Kalimantan, mungkin perlu anda ketahui bahwa di Kalimantan meskipun pulaunya lebih besar dari Jawa, tetapi jumlah penduduknya lebih sedikit. Sehingga yang namanya daerah pelosok itu sudah mirip seperti hutan rimba di Jawa.
Sebetulnya yang akan saya ceritakan ini, terjadi di proyek yang dikerjakan berdekatan dengan pekerjaan kami. Pada waktu itu kami bekerja di bagian pengurukan dan perkerasan jalan saja. Tetapi yang akan saya ceritakan adalah kecelakaan yang dialami oleh pekerja di proyek lain di dekat kami, yaitu pekerja yang sedang memasang instalasi listrik tegangan tinggi di menara-menara SUTET.
Jadi, mereka bertugas untuk mendirikan menara SUTET, lalu memasng instalasi kelistrikannya, sampai listrik bisa tersambung. Pada waktu itu memang listriknya sudah bisa menyambung, tetapi memang ada garansi dari kontraktor, bahwa selama kurun waktu tertentu jika ada kerusakan, maka akan menjadi tanggungan proyek.
Karena ada masalah, maka pekerja melakukan perbaikan pada instalasinya. Aliran listrik sudah dimatikan untuk jalur distribusi tersebut. Tetapi yang jadi masalah, ternyata terjadi kesalahpahaman diantara pekerja perbaikan di lapangan, dengan operator yang bertugas mematikan dan menyalakan listrik.
Pada waktu itu kesepakatannya pekerja akan melakukan perbaikan sampai pukul 4 sore. Tetapi setengah empat sore, listrik sudah dialirkan kembali. Pada waktu itu pekerja masih sibuk melakukan pekerjaannya di atas menara SUTET. Mereka tidak tahu jika listrik sudah menyala, dan meskipun tahu tetapi dengan kondisi bergelantungan di atas menara, maka tidak akan ada cukup waktu untuk melarikan diri, karena kecepatan listrik yang melalui kabel yang lebih cepat.
Pada waktu itu tiga orang pekerja langsung terpental karena sengatan listrik. Dua orang yang lain, masih bergelantungan di tali pengaman, dan satu orang terpental cukup keras dan terpelanting jatuh ke tanah. Dua orang yang selamat mengalami luka bakar serius di tangannya, bahkan salah satunya harus diamputasi tangannya karena hal tersebut. Dan pekerja yang jatuh ke tanah dia langsung meninggal, karena luka bakar sengatan listrik dan karena dia jatuh dari ketinggian.
Pada saat itu kondisi mayatnya sudah hitam gosong. Pastinya melihat kondisi mengenaskan seperti itu, akan memberikan pukulan bagi orang yang bekerja di proyek yang sama, bahkan kami saja yang tidak satu proyek merasakan kengerian akibat kejadian tersebut.
Pada waktu itu karena perusahaan tempat dia bekerja adalah perusahaan yang kecil, maka dari pihak perusahaan hanya bisa memberikan santunan sebesar 10 juta Rupiah, uang santunan selebihnya berasal dari sumbangan teman-teman pekerja yang lain.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut mayat tersebut untuk bisa sampai ke bandara terdekat sekitar seminggu, yaitu harus dibawa dulu ke tepi sungai dan dari sungai baru dibawa ke kota terdekat yang memiliki bandara, dengan menggunakan perahu kecil. Hal ini memang belum ada akses jalan raya di sana.