Tahun ini memiliki musim kemarau yang sangat panjang dan sangat kering. Bahkan terik sinar matahari sangat panas menyengat. Memang untuk petani kondisi ini bisa membuat tanaman mereka gagal panen, tetapi bagi tukang bangunan, cuaca seperti ini membuat mereka kebanjiran order mengerjakan rumah dan bangunan.
Pada musim kemarau seperti ini saya mengamati beberapa kejadian menarik dari beberapa lokasi bangunan dan rumah yang melakukan renovasi.
Hal pertama yang saya dapati, bahwa banyak rumah yang ada di sekitar rumah saya yang melakukan renovasi, terutama bagian atapnya, bagian yang banyak diganti adalah kerangka atapnya. Yang semula hanya menggunakan kayu seluruhnya, saat dilakukan renovasi, maka hampir selalu menggunakan kerangka baja ringan. Meskipun ada yang mengkombinaskiannya dengan bambu atau kayu, tetapi saat ini penggunaan baja ringan menjadi sangat dominan.
Tidak jarang juga, rumah rumah itu juga melakukan pergantian penutup atapnya, hal ini karena atap genting yang mereka gunakan sudah berusia sangat lama, bisa dibilang seumuran dengan kerangka atap yang digunakan.
Memang ada rumah yang merenovasi interiornya, tetapi jumlahnya sangat sedikit dan sangat jarang, kalah jauh bila dibandingkan dengan renovasi bagian atap bangunan. Yang saya maksudkan atap bangunan di sini termasuk juga penggunaan atap berbentuk dak beton.
Selain pengerjaan rumah pribadi milik masyarakat, pekerjaan invrastruktur dari program pemerintah juga dikerjakan secara masif dan besar-besaran di sekitar rumah saya. Salah satu hal yang tidak saya sukai saat ada pekerjaan dari pemerintah seperti ini adalah kondisi masyarakat desa yang terdoktrin untuk memberikan makan dan minum terhadap para pekerja konstruksi, jika memang sesekali mungkin tidak masalah, tetapi jika setiap hari selama beberapa waktu, saya merasa ini cukup memberatkan terutama dari segi biaya.
Saya tahu bahwa mereka sudah dibayar dengan sistem borongan, tetapi yang jadi masalah adalah kondisi masyarakat desa yang masih memiliki peraturan tidak tertulis tentang orang yang sedang bekerja, maka orang lain yang tidak membantu wajib memberikan makanan atau bantuan lain sebagai wujud partisipasi.
Hal lain yang cukup menarik sepertinya dalam hal pembangunan ruko yang unitnya banyak dan bentuknya seragam, sudah semakin jarang dilakukan. Tentu saja hal ini sangat berdeda kondisinya dengan beberapa tahun yang lalu, pada pembangunannya sangat banyak.
Nampaknya konsep pembangunan ini sudah mulai bergeser, karena yang banyak dibangun saat ini adalah tempat untuk nongkrong (hangout), seperti kafe atau tempat bersantai yang lain, termasuk juga tempat makan dan tempat menjual kue. Sepertinya orientasi ekonomi masyarakat sudah mengalami pergeseran.