Saya baru saja mendapat kiriman postingan dari salah seorang teman, yaitu tentang kehidupan masyarakat Jepang. Pada postingan itu menceritakan bahwa masyarakat Jepang sangat menyukai bangunan yang terbuat dari kayu. Alasannya karena unsur kayu memiliki sifat yang hangat dan menyenangkan bagi masyarakat Jepang, sehingga beberapa orang dari mereka mengatakan, jika mereka tinggal di rumah kayu mereka merasa lebih dekat dengan anggota keluarga yang lain, dan memiliki perasaan yang lebih bahagia.
Bahkan di masa modern sekarang ini, masyarakat Jepang masih menganggap material kayu sebagai bahan bangunan favorit dalam membangun hunian. Meskipun saat ini material kayu sudah mulai dikombinasikan dengan bahan bangunan modern seperti baja, beton, dan kaca, tetapi material kayu masih tetap dominan.
Mereka selalu membiarkan material kayu yang digunakan itu terekspose, bahkan sepanjang postingan tersebut berlangsung tidak ada bahan kayu yang dicat, paling-paling kayu tersebut seperti diplitur saja, yaitu semacam lapisan yang digunakan untuk mempertebal garis-garis urat kayunya saja.
Meskipun digemari, ternyata material kayu memiliki satu kelemahan yang mematikan, kayu adalah bahan yang sangat mudah terbakar. Bahkan jika sudah terbakar, maka kayu sangat sulit untuk dipadamkan. Tidak jarang juga, kebakaran pada rumah kayu berakibat fatal bagi pemilik rumah. Dan setelah kebakaran selesai, maka biasanya tidak akan ada yang tersisa dari rumah kayu, karena biasanya semuanya akan berubah menjadi arang dan abu.
Karena itu perlu dicari solusi, agar tetap dapat menggunakan kayu yang lebih tahan terhadap api, dan saat ini Jepang sudah memiliki teknologi untuk menghasilkan kayu yang tahan api.
Saat ini di Jepang sana sudah ditemukan cara khusus untuk dapat mencairkan kaca (tidak disebutkan bagimana caranya), sehingga kaca cair tersebut dapat digunakan untuk melapisi permukaan kayu. Bentuk kaca cair ini mirip seperti air mineral biasa, bahkan saat dilapiskan ke permukaan kayu, hampir tidak ada bedanya antara kayu yang sudah dilapisi dengan yang belum dilapisi. Karena kondisinya mirip seperti mengecat dengan menggunakan air mineral saja.
Tetapi lewat pengujian api, baru dapat dilihat dengan jelas perbedaannya. Jadi, dalam pengujian tersebut dibuat dua replika bangunan kayu, satu replika tidak dilapisi sementara yang satunya dilapisi dengan menggunakan kaca cair. Setelah dibakar dengan hebat, ternyata replika yang tidak dilapisi kaca menjadi hancur tidak berbentuk lagi, dan yang tersisa hanya arang kayu.
Sedangkan replika yang dilapisi dengan kaca cair, replika tersebut tetap kokoh berdiri, meskipun dengan kondisi permukaannya berubah menjadi hitam gelap. Setelah api mulai padam, ternyata replika kayu tersebut masih utuh, dan setelah lapisan arang di permukaannya dibersihkan, ternyata bentuk kayu yang ada di bawahnya masih terlihat jelas dan tidak rusak.
Pastinya dengan penemuan ini, maka rumah-rumah kayu di Jepang akan menjadi lebih aman untuk ditinggali.