Sebetulnya cara pembuatan batu bata itu sangat sederhana, sehingga tidak akan mengherankan jika banyak orang di banyak negara menguasai proses pembuatannya. Setahu saya dalam banyak literatur yang saya baca, bahwa cara pembuatan batu bata sejak jaman mesopotamia kuno di Timur Tengah beberapa ribu tahun yang lalu hingga saat ini, cara pembuatan batu bata tidak begitu banyak mengalami perubahan yang berarti, mungkin ada sedikit modifikasi, tetapi tetap saja secara garis besar cara produksinya tetap sama.
Dalam artikel ini saya akan berbagi bagaimana cara pembuatan batu bata secara garis besarnya, karena jika membahas tentang spesifikasi salah satu jenis batu bata, pasti jumlahnya banyak sekali karena berbagai cara dan berbagai proses modifikasi untuk memproduksi batu bata sudah banyak dikembangkan oleh manusia. Tetapi satu hal dalam produksi batu bata, yaitu biasanya setiap proses pembuatan tersebut selalu disesuaikan dengan jenis tanah liat yang digunakan sebagai bahan baku, jadi karena bahan bakunya berbeda maka proses pembuatannya jadi berbeda, lalu hasil yang didapat juga akan berbeda.
Bahan baku yang utama dalam proses pembuatan batu bata adalah tanah, sedangkan ada beberapa literatur yang mengatakan bahwa jika ingin menghasilkan batu bata dengan kualitas yang terbaik, maka ada perbandingan komposisi di dalam tanah tersebut. Tetapi sepengalaman saya selama turun ke lapangan di banyak daerah, terutama di Jawa Timur, bahwa hampir semua tanah ternyata bisa digunakan sebagai bahan untuk batu bata, terutama tanah bagian atas yang banyak humusnya. Bahkan di banyak tempat jika pada musim panas yang berkepanjangan banyak petani yang sawahnya kekeringan banyak yang menggunakan tanah sawahnya untuk dijadikan batu bata.
Dalam pembuatan batu bata jika tanah yang digunakan tersebut tidak memiliki tingkat liat yang cukup, maka tanah tersebut akan diaduk dengan menggunakan air lalu diaduk-aduk sampai memiliki bentuk agak liat, jika sudah seperti itu maka tanah tersebut siap untuk dicetak, setelah batu bata tersebut selesai untuk di cetak maka batu bata mentah tersebut akan diangin-anginkan dahulu sampai setengah kering, baru setelah setengah kering batu bata mentah tersebut dijemur di sinar matahari baru setelah kering, maka batu bata mentah tersebut siap untuk dibakar.
Setahu saya dalam membakar batu bata, hampir semua pengrajin menggunakan kayu bakar sebagai sumber bahan bakar, untuk kayu yang digunakan adalah jenis kayu keras seperti pinus ataupun kayu jati, tetapi jangan kuatir karena biasanya kayu yang digunakan adalah bagian ranting dan bagian yang sudah tidak dapat digunakan lagi (sisa penggergajian), jadi bukan kayu glondongan yang dapat merusak alam.
Batu bata harus dibakar dalam api yang konstan nyalanya, dalam waktu yang relatif lama, biasanya untuk setiap pengrajin memiliki waktu yang berbeda-beda dalam membakar batu bata, hal ini sepertinya tergantung dari batu bata yang akan dihasilkan dan juga kualitas batu bata yang diinginkan, tetapi yang jelas waktu untuk melakukan pembakaran batu bata bisa mencapai puluhan jam, bahkan ada yang sampai beberapa hari, tetapi angka minimalnya kira-kira sehari-semalam.
Ada pengrajin yang mengatakan bahwa sebenarnya jika batu bata yang dibakar dengan api yang sedang dalam waktu yang lebih lama, maka kualitas batu batanya akan menjadi lebih baik, karena batu bata tersebut akan matang secara perlahan sehingga hasil dari pematangan batu bata tersebut akan lebih maksimal, dan hasilnyapun akan lebih kuat, lebih bagus, dan lebih tahan lama.
Baru setelah proses pembakaran tersebut selesai dan batu bata tersebut sudah matang, maka saat sudah dingin batu bata tersebut sudah dapat untuk didistribusikan.