Sebelumnya saya sempat berfikir, bahwa bahan bangunan seperti batako yang sudah saya beli, akan memiliki kualitas yang sama baiknya, jika saya akan membelinya lagi. Tetapi ternyata, pemikiran saya ini terbukti salah, karena saya melihat bahwa batako yang saya beli dari pengrajin yang berbeda, ternyata bisa memiliki kualitas yang sangat jauh berbeda.
Kualitas dari batako yang dapat dilihat secara kasat mata, yang pertama dari ukuran batako itu sendiri, karena batako yang besar, seharusnya memiliki ukuran 50x25x10cm, sedangkan untuk batako yang berukuran kecil memiliki ukuran 25x15x10cm. Jadi, semakin kecil ukuran batako yang kita terima, jauh lebih kecil dari pada ukuran yang telah disebutkan di atas, maka semakin banyak ukuran batako yang dikorupsi, maka itu artinya bahwa batako tersebut memiliki kualitas yang buruk.
Selain dari ukuran batako yang kita beli, maka sebenarnya kita dapat mengetahui kualitas dari batako yang kita beli dari bahan baku yang digunakan untuk membuat batako tersebut. Bahan baku yang saya maksudkan di sini adalah bahan baku utamanya, yaitu semen dan pasir.
Jika pasir yang digunakan adalah pasir yang kualitasnya jelek (terlalu banyak kandungan tanahnya), maka maskipun semen yang digunakan adalah semen yang baik dan takarannya cukup banyak, tetapi batako yang dihasilkan tetap saja akan sangat rapuh, akibatnya batako tersebut akan sangat mudah untuk lapuk, rapuh, dan mudah pecah. Untuk mengamati batako jenis ini, biasanya batako ini akan memiliki warnya yang agak kecoklatan, seperti warna tanah (tetapi tidak selalu, karena banyak cara untuk memanipulasi warnanya)
Sedangkan untuk mengelabuhi mata pembeli, biasanya batako jenis ini akan dikirimkan pada sore, menjelang malam hari, biasanya penjualnya akan mengatakan bahwa terlalu banyak kiriman pada siang harinya, sehingga hanya bisa mengirimkan pada malam harinya. Tetapi yang sebenarnya itu hanyalah sebuah trik dari penjualnya saja, agar batakonya tidak terlihat terlalu mencolok.
Tetapi jika dikirim pada siang hari, maka batako ini, akan dibasahi dengan menggunakan air terlebih dahulu, memang akan menjadi lebih berat dalam pengirimannya, tetapi saat sampai di tempat pembeli, batako ini akan nampak lebih hitam, sehingga pembeli tidak akan curiga. Hanya setelah batako itu mengering, maka kita bisa melihat warna asli dari batako yang sudah dibeli tersebut. Jika sudah seperti itu, kecewa itu pasti, tetapi kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Sebagai tambahan bahwa saya pernah mendengar, jika ada salah satu pengrajin batako, yang mensiasati pasir jelek yang dia gunakan, untuk membuat batako yang dia buat terlihat lebih baik. Yaitu, dia mencampurkan pasir jelek tersebut dengan abu batu. Memang tidak sepenuhnya dapat membuat batako kuaitasnya langsung membaik, seperti jika menggunakan pasir yang kualitasnya baik, tetapi setidaknya kualitas dari batako yang dihasilkan tidak terlampau jelek sekali.
Bagaimanapun juga untuk saat ini, ketersediaan pasir di daerah tempat tinggal saya masih belum pulih benar, akibat dari penutupan tambang pasir yang ada di Lumajang. Karena itu harga pasir yang ada di daerah saya saat ini masih cukup tinggi, bila dibandingkan dengan kondisi sebelum adanya penutupan tambang pasir di Lumajang tersebut. Meskipun harganya cukup mahal, tetapi kualitas pasirnya lebih jelek dari pada biasanya. Karena itu secara langsung kondisi ini juga berpengaruh pada kondisi industri yang menggunakan bahan baku pasir, seperti produksi batako ini.