Bahan baku yang utama dalam produksi genting adalah tanah liat, tetapi mohon dibedakan antara tanah yang digunakan untuk membuat genting dengan tanah yang digunakan untuk membuat batu bata. Karena duanya sangat berbeda, hal ini karena tanah yang digunakan untuk genting harus miliki sifat yang tahan terhadap air hujan, atau memiliki sifat kedap terhadap air, sementara itu untuk produksi batu bata, kita tidak membutuhkan sifat kedap tersebut.
Biasanya dalam memproduksi genting yang bagus, maka diperlukan bahan baku tanah yang bagus juga, tetapi harga bahan baku yang bagus juga akan lebih mahal dari pada bahan baku tanah yang biasa. Saya dengar bahwa genting yang kualitasnya bagus itu menggunakan tanah liat yang digunakan untuk membuat porselin dan keramik.
Dan perlu anda ketahui juga, bahwa tidak semua daerah memiliki sumber daya tanah yang bagus seperti ini, sehingga daerah yang sumber daya tanahnya bagus, akan menghasilkan genting yang kualitasnya bagus juga. Jadi, meskipun bentuk, ukuran, warna, model, dan harganya relatif sama, tetapi pastinya kualitas genting dari satu tempat akan berbeda dari tempat yang lainnya.
Untuk di wilayah Jawa Timur bagian Selatan, saya rasa daerah Trenggalek, adalah tempat dimana lokasi tanah liat berkulitas banyak jumlahnya. Jadi, wajar saja jika genting yang dihasilkan dari daerah ini rata-rata memiliki kualitas yang bagus.
Di sini perlu saya jelaskan juga bahwa tanah humus (contohnya: tanah sawah) tidak memiliki tingkat keliatan yang cukup seperti jenis tanah liat asli, sehingga tanah humus harus diproses terlebih dahulu agar dapat memiliki sifat liat yang cukup.
Biasanya cara yang dilakukan oleh pengrajin genting agar tanah humus tersebut dapat berubah menjadi liat, yaitu dengan terus menginjak-injak tanah tersebut sampai menjadi liat. Tetapi pastinya tanah liat yang berasal dari tanah humus akan berbeda strukturnya dengan tanah liat yang asli.
Sehingga saat selesai diproses maka genting yang dihasilkan dari tanah liat, akan memiliki permukaan yang lebih halus, lebih padat, lebih kuat, dan memiliki pori-pori yang lebih kecil. Karena hal tersebut, maka genting yang menggunakan tanah liat akan lebih sedikit menyerap air, dan memiliki umur pakai yang lebih panjang, karena hal ini maka genting yang berasal dari tanah liat dianggap memiliki kualitas yang lebih baik.
Berbeda kondisinya dengan genting yang berasal dari tanah humus biasa, karena genting yang berasal dari tanah humus akan lebih cepat menyerap air hujan, sehingga saat hujan turun dengan deras dan dalam waktu yang lama, maka genting akan menjadi jenuh dengan air, yang akhirnya air hujan tersebut akan merembes ke bawah, dan biasanya akan kita anggap sebagai kebocoran. Sehingga genting seperti ini akan kita anggap memiliki kualitas yang lebih jelek.
Selain beberapa hal di atas, sebenarnya dalam industri genting tanah liat, kualitas bahan tercampur dalam tanah juga akan menentukan hasil akhir gentingnya, misalnya saja sampah daun dan plastik, kerikil, dan batu. Biasanya saat masuk ke dalam genting, maka hal tersebut akan membuat genting mudah pecah, karena itu sebisa mungkin pastinya para pengrajin akan menghilangkan bahan-bahan tersebut.
terima kasih
Sama-sama, senang bisa membantu