Saya sangat sering melihat pekerjaan dari para tukang yang sedang memasang keramik pada banyak lokasi, terkadang karena banyaknya pekerjaan, maka sering kali tukang tersebut melakukan pekerjaannya dengan tergesa-gesa, sehingga hasil pekerjaannya tidak maksimal, bahkan terkesan asal-asalan.
Saya merasa bahwa pemasangan keramik adalah salah salah satu pekerjaan penting dalam konstruksi, bagaimanapun juga keramik adalah elemen yang akan diperhatikan orang saat berjalan, sehingga keberadaannya akan menggambarkan kondisi bangunan tersebut.
Salah satu hal yang penting dalam pasang keramik, yaitu saat kita sudah selesai memasang keramik lantai atau dinding kemungkinan besar keramik tersebut, tidak akan pernah diganti lagi sampai rumah tersebut direnovasi kembali suatu saat nanti. Boleh dikatakan bahwa pemasangan keramik adalah pekerjaan sekali untuk selamanya.
Ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan keramik, misalnya saja : keteraturan dalam pemasangan, penentuan ketinggian level keramik, penentuan posisi corak keramik, pemasangan benangan garis nad. Karena jika sampai terjadi kesalahan dalam pengerjaan keramik tersebut, maka biasanya akan sangat terlambat jika sudah ingin melakukan perbaikan, karena terkadang perbaikan lantai keramik bisa menelan biaya yang cukup besar, dan mencakup pekerjaan yang banyak.
Pada artikel ini saya ingin bercerita, bahwa jika sampai dalam pemasangan keramik, tukang yang mengerjakannya tidak memasang keramik pada satu level yang sama antar keramik tersebut, maka hal ini akan membuat keramik tersebut menjadi rawan pecah.
Hal ini biasanya terjadi pada keramik yang levelnya lebih tinggi, atau yang lebih muncul. Meskipun perbedaan ketinggian itu hanya beberapa milimeter saja, maka keramik yang lebih muncul tersebut akan menjadi lebih sering untuk tertabrak, baik oleh orang yang sedang berjalan, ataupun pada saat kita menggeser suatu benda. Akibat jika terlalu banyak terkena benturan, maka keramik tersebut bisa mengalami kerusakan.
Hanya saja memang terkadang perbedaan untuk level dari keramik ini, tidak selalu menjadi kesalahan dari para tukang yang mengerjakannya. Karena saya pernah menemui sebuah kasus bahwa untuk timbunan lantai di salah satu rumah ternyata pemiliknya menggunakan tanah urug, sehingga masih ada kemungkinan bahwa tanah tersebut akan memadat suatu saat nanti.
Meskipun proses pengerjaan tukang tersebut tergolong rapi, tetapi jika sampai proses pemadatan tanah di bawahnya tidak serentak, maka lantai keramik rumah tersebut bisa terkesan seperti bergelombang. Jangan dibayangkan bahwa gelombangnya terlalu extreme, karena biasanya selisihnya hanya beberapa milimeter saja. Tetapi meskipun hanya beberapa milimeter, tetapi tetap saja hal ini beresiko membuat keramik mudah pecah.