Beberapa waktu yang lalu salah seorang teman bercerita, bahwa di ruang tamu rumahnya, ternyata tumbuh batang pisang. Pada saat itu penghuni rumah masih belum sadar, jika di ruang tamu rumahnya, telah tumbuh batang pisang.
Lalu karena meja ruang tamu tersebut, tambah lama tambah bergoyang seperti tidak seimbang, maka saat dilihat ternyata batang pisang di bawah meja tersebut, sudah tumbuh cukup besar.
Pada saat saya menanyakan, apakah pada saat proses pembangunan rumah tersebut batang pisang, bonggol beserta perakaran pisang yang ada di sana, tidak dibersihkan terlebih dahulu?
Dia mengatakan bahwa dalam proses pembangunan rumahnya, ternyata pohon-pohon pisang tersebut, hanya dipotong batangnya saja, dan setelah itu langsung dibangun rumah di atasnya. Sedangkan untuk ketinggian lantainya, maka rumah tersebut hanya diurug dengan menggunakan tanah biasa saja. Jadi, memang tidak ada pembersihan bonggol pisang beserta perakarannya.
Seperti kita tahu, bahwa pohon pisang adalah jenis tanaman yang sangat unik. Tanaman ini tidak mau mati, jika dia belum mengeluarkan buah. Karena itu jika ingin membunuh tanaman pisang maka bonggolnya juga harus dibongkar, lalu tanah sisa galian bonggol pisang tersebut kita timbun dengan tanah yang baru. Hal ini perlu dilakukan, agar di kemudian hari tidak akan muncul batang pisang di dalam rumah tersebut.
Saya mengingatkan teman saya ini, bahwa dalam beberapa tahun ke depan, kemungkinan rumah tersebut akan mengalami penurunan. Dan jika sampai penurunan rumah tersebut tidak bersamaan, atau hanya terjadi pada beberapa sudut rumah saja, maka dapat dipastikan bahwa rumah tersebut akan mengalami patah, untuk tahap awal akan ditandai dengan adanya retakan pada dinding.
Hal ini bisa terjadi, karena di dalam tanah proses pembusukan masih berlangsung. Sehingga saat proses pembusukan ini sudah selesai, maka kondisi tanah akan menjadi lebih lunak, dan akan ada celah yang ditinggalkan oleh perakaran dan bonggol pisang tersebut.
Saat tanah yang nyaris kosong tersebut ditekan oleh beban rumah, maka tanah akan memadat, akibatnya tanah tersebut akan mengalami penurunan, dan kemungkinan besar penurunannya tidak akan terjadi secara bersamaan ataupun pada tingkat ketinggian yang sama, akibatnya bangunan rumah tersebut akan mengalami keretakan, ataupun patahan.
Kemungkinan besar saat terjadi gempa, maka kerusakan bagunan akan semakin parah. Selain itu, rumah seperti ini akan menjadi sangat beresiko jika dibuat lantai tambahan di atas, karena beban rumah menjadi lebih berat, sedangkan daya dukung tanah tidak terlalu kuat.