Semen yang Digunakan oleh Bangsa Belanda di Nusantara

Semen merah adalah sebutan untuk batu bata merah yang telah digiling halus sampai membentuk serbuk. Lalu gamping adalah kata lain dari batu kapur. Dahulu sebelum adanya semen pabrikan seperti yang ada sekarang ini, orang menggunakan campuran dari semen merah dan juga gamping sebagai perekatnya, sebagai pengganti semen.

Tetapi semenjak ada semen yang diproduksi oleh pabrik, maka campuran perekat yang menggunakan semen merah dan juga gamping menjadi ditinggalkan. Alasan yang paling banyak dikemukakan adalah karena dalam proses pengerjaanya, dibutuhkan usaha yang lebih banyak, dan saya rasa pekerjaanya jadi lebih ribet saja, dan pastinya jauh lebih mudah dan efisien jika langsung menggunakan semen hasil buatan pabrik.

Sebenarnya teknologi menggunakan semen merah yang dicampur dengan gamping, sebagai perekat bangunan, adalah teknologi peninggalan Bangsa Belanda. Dahulu Bangsa Belanda menggunakan campuran ini, untuk membuat berbagai bangunan. Termasuk kantor-kantor, rumah, rumah sakit, fasilitas militer, stasiun dan berbagai fungsi  bangunan yang lain.

Dan sebenarnya kita tahu bahwa bangunan yang merupakan hasil karya Bangsa Belanda, memiliki tingkat keawetan yang sangat tinggi, bahkan sampai sekarang bangunan tersebut masih banyak yang dipergunakan, seperti pada saat jayanya dulu. Jadi, jika dilihat dari kualitasnya, maka campuran perekat ini, memiliki kekuatan yang sangat baik.

Jika, teknologi pembangunan yang digunakan oleh bangsa Belanda memiliki keawetan yang sangat tinggi, tetapi saat teknologi yang sama tersebut, diaplikasikan oleh orang Indonesia sendiri, maka sepertinya teknologi tersebut menjadi tidak berguna. Karena kita tahu bahwa bangunan hasil karya bangsa Indonesia, banyak yang hancur duluan, meskipun usianya jauh lebih muda, jika dibandingkan dengan bangunan milik Belanda.

Meskipun jenis teknologi yang digunakan kurang lebih adalah sama, yaitu antara teknologi yang digunakan oleh insinyur Belanda dan insiyur Indonesia. Tetapi, sebenarnya ada suatu hal kecil yang memiliki dampak sangat besar, sehingga dapat mempengaruhi kualitas dari bangunan yang dihasilkan oleh kedua bangsa ini.

Hal kecil tersebut, adalah kualitas dari bahan dan material yang digunakan. Bangsa Belanda sangat selektif dalam menentukan material yang mereka gunakan, bahkan untuk penyimpanan material tersebut sangat diperhatikan, sehingga kualitas dari material mereka sangat terjaga.

Bahkan Bangsa Belanda, selalu menerapkan standar pengerjaan yang tinggi untuk bangunan yang mereka kerjakan. Meskipun Bangsa Belanda tahu, bahwa untuk membuat bangunan yang kualitasnya baik seperti ini, akan menghabiskan dana yang tidak sedikit, tetapi mereka tetap akan memilih untuk mendapatkan kualitas.

Sementara kebiasaan Bangsa Indonesia, mereka akan lebih memilih untuk mendapatkan bangunan yang sama, tetapi jika bisa biaya yang dikeluarkan harus lebih murah, mungkin jika bisa gratis, maka mereka akan lebih memilih untuk yang gratis tersebut. Karena itu, maka kualitas bangunan, yang dikerjakan oleh Bangsa Indonesia, menjadi jauh lebih buruk, jika dibandingkan dengan bangunan milik Belanda. Lagi pula Bangsa Indonesia, juga terkenal jika mengerjakan bangunan mereka sering mengerjakannya secara asal-asalan dan seenaknya sendiri.

Tinggalkan Balasan